Sabtu, 16 Mei 2009

PROSES TERJADINYA PELANGI

Pelangi merupakan salah satu pemandangan indah yang jarang kita lihat. Jika dilihat, bentuk pelangi seperti busur di langit biru yang muncul karena pembiasan dari sinar matahari ketika hujan Kira-kira di mana ya pelangi bisa terlihat? Biasanya pelangi bisa dilihat di daerah pegunungan atau ketika mendung atau ketika hujan baru berhenti turun. Pelangi merupakan satu-satunya gelombang elektromagnetik yang dapat kita lihat. Ia terdiri dari beberapa spektrum warna. Teman-teman bisa menyebutkan warna apa sajakah yang bisa kita lihat pada pelangi tersebut? Ya, benar, di antara warna tersebut adalah merah, kuning, hijau, biru, jingga, ungu dan sebenarnya ada warna-warna lain yang tidak dapat kita lihat langsung dengan mata. Warna merah memiliki panjang gelombang paling besar, sedangkan violet memiliki panjang gelombang terkecil. Bagaimana pelangi terbentuk ? Coba kita amati ketika sinar matahari mengenai cermin siku-siku atau tepi prisma gelas, atau permukaan buih sabun, kita melihat berbagai warna dalam cahaya. Apa yang terjadi adalah cahaya putih dibiaskan menjadi berbagai panjang gelombang cahaya yang terlihat oleh mata kita sebagai merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut “spektrum”. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu ujung dan biri serta ungu disisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang. Ketika kita melihat pelangi, sama saja dengan ketika kita melihat spektrum. Bahkan, pelangi adalah spketrum melengkung besar yang disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari. Ketika cahaya matahari melewati tetesan air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi didalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air. Cahaya keluar kembali dari tetesan air kearah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Dan ketika kita melihat warna-warna ini pada pelangi, kita akan melihatnya tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi. Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi kita harus berada diantara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang kita. Matahari, mata kita dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.

C I N T A

Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Para pakar telah mendefinisikan dan memilah-milah istilah ini yang pengertiannya sangat rumit. Antara lain mereka membedakan:

  1. Cinta terhadap keluarga
  2. Cinta terhadap teman-teman, atau philia
  3. Cinta yang romantis atau juga disebut asmara
  4. Cinta yang hanya merupakan hawa nafsu atau cinta eros
  5. Cinta sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
  6. Cinta dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
  7. Cinta akan sebuah konsep tertentu
  8. Cinta akan negaranya atau patriotisme
  9. Cinta akan bangsa atau nasionalisme

Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuna, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape.


Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:

  1. Pengenalan
  2. Tanggung jawab
  3. Perhatian
  4. Saling menghormati

Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Lihat hipotesis Sapir-Whorf.

Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dll. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan.

Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya

[sunting] Cinta antar pribadi

Cinta antar pribadi menunjuk kepada cinta antara manusia.

Beberapa unsur yang sering ada dalam cinta antar pribadi:

Energi seksual dapat menjadi unsur paling penting dalam menentukan bentuk hubungan. Namun atraksi seksual sering menimbulkan sebuah ikatan baru, keinginan seksual dianggap tidak baik atau tidak sepantasnya dalam beberapa ikatan cinta. Dalam banyak agama dan sistem etik hal ini dianggap salah bila memiliki keinginan seksual kepada keluarga dekat, anak, atau diluar hubungan berkomitmen. Tetapi banyak cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa seks. Afeksi, keintiman emosi dan hobi yang sama sangat biasa dalam berteman dan saudara di seluruh manusia.

MESIR KUNO

mesir kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis).

Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.

Peradaban Mesir Kuno didasari atas kontrol keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh

  • irigasi teratur terhadap Lembah Nil;
  • eksploitasi mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
  • perkembangan awal sistem tulisan dan literatur independen;
  • organisasi proyek kolektif;
  • perdagangan dengan wilayah Afrika timur dan tengah serta Mediterania timur; serta
  • aktivitas militer yang menunjukkan karakteristik kuat hegemoni kerajaan dan dominasi wilayah terhadap kebudayaan tetangga pada beberapa periode berbeda.

Pengelolaan kegiatan-kegiatan ini dilakukan oleh elit sosial, politik, dan ekonomi yang mencapai konsensus sosial melalui sistem yang rumit didasari kepercayaan agama di bawah sosok penguasa setengah dewa (semi-divine), yang biasanya laki-laki, melalui suatu suksesi dinasti penguasa yang dikenal oleh dunia luas sebagai kepercayaan politeisme. Lembah yang dahulunya dibanjiri Sungai Nil, maka lembah tersebut terlihat jauh lebih subur daripada gurun pasir disekitarnya.

penemuan perahu mesir yang berusia 4000 tahun

Reruntuhan kapal laut berumur 4000 tahun silam yang ditemukan dalam gua-gua buatan manusia menunjukkan bahwa orang Mesir kuno memiliki kemampuan mengarungi laut yang bergelora, berombak ganas untuk sampai ke “Pulau Dewata” yang dikenal dalam hikayat mereka bernama “Punt”.


Enam buah gua berbentuk batu karang, terpotong menjadi sebuah tebing yang curam di Wadi Gawasis, 21 km di sebelah Selatan Kota Port Safaga di Laut Merah, ditemukan oleh sebuah tim ilmuwan internasional, termasuk ahli perkapalan kuno, Cheril Ward dari Universitas Negeri Florida, Amerika Serikat. “Gua-gua tersebut pada masa lalu digunakan oleh orang Mesir kuno sebagai bengkel kerja dan gudang untuk melindungi peralatan dari keadaan padang gurun yang tidak bersahabat”, jelas Profesor Ward.


Masih menurut Profesor Ward, situs arkeologi tersebut bagaikan sebuah markas militer, dan artefak yang ada di sana menunjukkan adanya para administrator terbaik yang pernah dikenal dunia. “Ini merupakan situs yang telah menyimpan demikian banyak rahasia yang dimilikinya selama 40 abad,” ujarnya.


Pada papan-papan kayu, yang merupakan kayu kapal tertua di dunia, ditemukan cacing-cacing kapal yang menunjukkan bahwa pelayaran kapal tersebut berlangsung selama beberapa bulan. Cacing-cacing tersebut ditemukan bersamaan dengan kotak-kotak kargo, jangkar-jangkar batu, lebih dari 80 gulungan tali yang tersimpan dengan sempurna, dan sebuah lempengan batu bertuliskan lima nama ningrat dari Farao Amenemhat III yang berkuasa dari tahun 1844 hingga 1797 SM. Artefak-artefak tersebut tersimpan dengan sangat baik karena gua-gua tersebut ditutup rapat setiap kali perahu itu habis berlayar.


Pusat niaga di Punt, diperkirakan berada di Ethiopia atau di Yaman, berjarak 1600 km dari gua-gua tersebut. Bagaimana orang-orang Mesir kuno berlayar ke tempat ini, seperti yang ada dalam tulisan Mesir kuno pada kotak-kotak kargo yang ditemukan dalam gua-gua tersebut, sampai kini masih merupakan rekaan dan spekulasi. Banyak ahli tidak percaya orang-orang Mesir kuno memiliki teknologi pelayaran yang demikian maju, namun penemuan-penemuan di Wadi Gawasis memberikan bukti kuat yang menunjukkan bahwa orang-orang Mesir kuno telah memiliki kemampuan melakukan pelayaran jarak jauh.


Profesor Ward menginterpretasikan penemuannya lebih lanjut. “Pada sejumlah kayu masih tercantum nomor yang boleh jadi merupakan sebuah petunjuk dalam perakitan. Ward menduga kapal-kapal ini pada awalnya dibuat di galangan kapal di Sungai Nil, kemudian bagian-bagian kapal yang bisa dirakit kembali dibawa menyeberangi padang gurun sejauh 140 km menuju Laut Merah, dimana dilakukan perakitan dan peluncuran kapal.”


Ketika pelayaran telah selesai, kapal-kapal ini di bongkar kembali dan bagian-bagian yang telah dipisahkan satu sama lain siap diangkut pulang ke Sungai Nil untuk digunakan di kemudian hari. Menurut perkiraan Profesor Ward, sebanyak 3700 pria mungkin telah terlibat dalam seluruh ekspedisi ini. Pelayaran ini tertata dan terselenggara dengan sangat baik, namun tampaknya sebuah masa ketidakstabilan politik telah membuat pelayaran ini terhenti, lanjut Profesor Ward, dan meninggalkan gua-gua serta harta karun mereka terkunci selama 40 abad. Rincian studi ini akan dipublikasikan dalam penerbitan Jurnal Internasional Arkeologi Kelautan, dan sebuah studi lebih lanjut pada situs tersebut akan dilakukan tahun depan. (erabaru.or.id)*

pemanasan global

Secara umumnya suhu purata Bumi tidak begitu stabil, malah berubah mengikut masa, seperti yang telah dibuktikan melalui analisis lapisan geologi. Planet kita adalah beberapa puluh darjah lebih sejuk pada 20 000 tahun yang lepas, iaitu pada puncak zaman salji glasier. Perubahan suhu ini sebenarnya amat perlahan, suhu berubah sebanyak 0.2 darjah dari tahun 1000 sehingga hujung kurun ke-19.

Fakta yang merisaukan komuniti antarabangsa ialah betapa cepatnya suhu berubah sekarang ini, kecepatan perubahan yang tidak pernah berlaku di zaman dahulu. Sejak hujung kurun ke-19, lebih kurang dalam seratus tahun saja, suhu purata telah naik 0.6 darjah. Simulasi komputer pula menunjukkan bahawa pemanasan akan menjadi lebih cepat dan suhu purata boleh meningkat sebanyak 1.4 hingga 5.8 darjah pada hujung kurun ke-21. Fenomena ini kita panggil pemanasan global.

Kesan rumah hijau

Variasi suhu atmosfera secara umumnya berkaitan dengan beberapa faktor seperti perubahan aktiviti Matahari, atau kelajuan putaran Bumi. Tetapi, kebanyakan pakar-pakar sains percaya bahawa pemanasan global adalah disebabkan, terutamanya, oleh kesan rumah hijau. Kesan ini terjadi apabila sebahagian besar tenaga dari Matahari yang sampai kepermukaan Bumi tidak dipantulkan semula keluar ke angkasa lepas, malah diserapi oleh atmosfera kita.

Seperti yang telah kita dapati, menurut hukum Wien, sifat sinaran dari satu objek bergantung kepada suhunya. Matahari yang mempunya suhu permukaan 6000 darjah, bersinar terutamamya didalam gelombang tampak dimana tenaganya masuk secara mudahnya ke atmosfera kita. Tetapi, disebabkan suhu Bumi jauh lebih rendah dari suhu Matahari, planet kita mengeluarkan kembali tenaga ini dalam bentuk sinaran inframerah. Gas-gas tertentu seperti karbon-dioksida, methane dan nitrogen oksida, yang juga lutsinar dalam gelombang tampak, adalah legap dalam sinaran inframerah. Ciri-ciri mereka ini menghalang tenaga dari keluar semula keangkasa lepas. Mereka menyerap tenaga tersebut menjadikan atmosfera kita panas. Sebahagian besar tenaga solar ini diserap oleh atmosfera bawahan,seperti yang terjadi keatas planet Zuhrah.

Besar kemungkinan kesan rumah hijau dan pemanasan global ini, yang mencepat sejak kurun ke-19, berpunca dari kesan aktiviti manusia keatas alam sekitar. Kebanyakan gas yang mempunyai ciri-ciri kesan rumah hijau telah dilepaskan ke atmosfera melalui aktiviti-aktiviti moden yang menggunakan fossil fuel di dalam industri dan kenderaan. Ia juga boleh disebabkan oleh aktiviti agrikultur tertentu seperti ternakan lembu. Kita jangka bahawa gas karbon-dioksida telah dinaikkan sebanyak 30 peratus sejak bermulanya era industri, iaitu satu sumbangan besar yang memburukkan kesan rumah hijau.